Kamis, 31 Januari 2019

Motorik Individual Differences Dalam Proses Pembelajaran

Disusun Oleh:
Dama Novatono, A.Md. Kep.
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. 

Setiap individu memiliki karateristik yang berbeda-beda atau disebut dengan individual defferences. Perbedaan dalam individu secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
  • faktor bawaan dan 
  • faktor lingkungan. 
Kedua hal tersebut akan membentuk karakter yang berbeda-beda dalam setiap individu yang menyebabkan terjadinya pola pamikiran, pemahaman dan tingkah laku yang berbeda pula dalam setiap individu. 

Hal tersebut adalah hal yang dialami oleh setiap orang termasuk pasien dalam Asuhan Keperawatan di Rumah atau di Rumah Sakit, dimana tidak semua pasisn dapat memahami proses Asuhan Keperawatan yang disampaikan oleh Perawat dengan metode yang sama karena perbedaan dalam pola pemahaman atau daya tangkap yang berbeda.

Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh perawat agar para perawat bisa memahami perbedaan dari masing-masing pasien. 

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. 

Oleh karena itu sebagai seorang perawat hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari masing-masing individu atau pasiennya. Dengan cara maupun metode tertentu dan mengaplikasikannya langsung dalam Asuhan Keperawatan, sehingga mengetahui perbedaan pasiennya dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap atau di pahami pasiennya.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan perbedaan individu?
  2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan individu?
  3. Apa saja jenis-jenis perbedaan individu?
  4. Bagaimana implikasi perbedaan individu dalam proses Asuhan Keperawatan?

1.3 Tujuan
  1. Mengetahui pengertian individual differences.
  2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu.
  3. Mengetahui jenis-jenis perbedaan individu
  4. Mengetahui implikasi perbedaan individu dalam proses Asuhan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perbedaan Individu
Pengertian Perbedaan Individu (Individual Different) menurut para ahli adalah sebagai berikut :
  1. Menurut Lindgren (1980) makna perbedaan dan perbedaan individual menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan psikilogis.
  2. Chaplin (1995:244) perbedaan individual adalah sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya.
  3. Gerry (1963) dalam buku perkembangan peserta didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual seperti berikut:
  • Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
  • Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
  • Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
  • Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
  • Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa perbedaan individual adalah hal-hal yang berkaitan dengan Psikologi Pribadi yang menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik antara orang-orang serta berbagai persamaannya.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Individu
2.2.1 Faktor Bawaan
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik orangtua. 

Pewarisan genetik ini dimulai pada saat terjadinya pembuahan, yaitu:
Ketika sel reproduksi perempuan yang disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi laki-laki yang disebut spermatozoon. 

Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir. 

Dalam masing-masing sel reproduksi, baik spermatozoa (sel reproduksi pada laki-laki) maupun sel telur atau ovum (sel reproduksi pada perempuan) terdapat 23 pasang kromosom. 

Kromosom adalah partikel sseperti benang yang masing-masing didalamnya terdapat untaian partikel yang sangat kecil, yang disebut gen. Gen inilah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orangtua kepada keturunannya (hurlock, 1995).

Menurut Zimbardo dan Gerig (1999), Penyatuan antara sebuah seperma dan sebuah sel telur hanya menghasilkan satu diantara milyaran kemungkinan kombinasi gen. Salah satu kromosom yaitu kromosom sx merupakan pembawa kode gen untuk perkembangan karakteristik fisik laki-laki atau perempuan.

2.2.2 Faktor Lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada diluar diri individu. 

Faktor ini meliputi banyak hal, mulai dari setatus sosial ekonomi orang tua, pola gizi, stimulasi atau rangsangan, pola asuh orangtua, budaya, dan lain sebagainya. 

Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan:
STATUS SOSIAL EKONOMI
Status sosial ekonomi orang tua meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orangtua, penghasialan orang tua. 
Tingkat pendidikan orang tua berbeda satu dengan yang lainnya.
POLA ASUH
Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungsn dengsn anak-anak. 
Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainya.
BUDAYA
Budaya merupak pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat di definisikan sebagai adat-istiadat. 
Budaya dan kebudayaan sebagai sebuah rangkaian tindakan dan aktifitas manusia yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud, yaitu:
  1. Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. 
  2. Wujud kedua adah budaya sebagai suatu aktifitas dan tindakan berpola dari manusia dan masyarakat. 
  3. Wujud ketiga kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
URUTAN KELAHIRAN
Walaupun masih terdapat kontroversi, beberapa penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan salah satunya oleh urutan kelahirannya.

2.3 Jenis-jenis Perbedaan Individu
Menurut Sugihartono dkk, (2007), terdapat beberapa jenis perbedaan individu yang banyak dikaji dalam hubungannya dalam pendidikan dan pembelajaran, yaitu :

2.3.1 Perbedaan jenis kelamin dan gender
Jenis kelamin menunjuk pada perbedaan dari sudut pandang biologis antara individu laki-laki dan perempuan.

Adanya stereotip laki-laki dan perempuan (Bem dalam Sugihartono dkk, 2007)

2.3.2 Perbedaan kemampuan umum dan khusus
Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk diantaranya kemampuan untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas (Sugihartono dkk ,2007), yaitu:
Gifted (individu dengan skor IQ diatas 140)
Mereka memiliki kemungkinan mengalami kesulitan yang serius dalam mengikuti proses pembelajaran.
Retarded (individu dengan skor IQ 70)
Klasifikasi perbedaan individu menurut panel mental retardasi, yaitu :
  • Mild retardation (IQ 50-70), ia mampu memberi keterampilan-keterampilan praktis secara mendadak
  • Moderate (IQ 36-50), tampak lambat dalam beraktifitas seperti berbicara.
  • Savere retardation (IQ 20-36) tingkat perkembangan motorik yang lambat, memiliki kemampuan komunikasi yang sedikit.
  • Profound retardation (IQ <20), memiliki kemampuan sangat minimal dalam fungsi-fungsi.
2.3.3 Perbedaan kepribadian
Merupakan pola perilaku dan cara berpikir seseorang yang khas dalam menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya. 

Kepribadian menjelaskan adanya karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu lainya.
Garis-garis besar model kepribadian, antara lain :
A. Model Brigg-Myers, berkembang menjadi Myers-Brigg Type Indicator (MBTI), terdiri dari:
  1. Extraversion vs Introversion, bagaimana seorang individu bersikap dan berperilaku untuk mendapatkan dorongan atau energy berperilaku.
  2. Sensing & Intuttion, bagaimana individu memahami dan suatu informasi baru yang diperolehnya.
  3. Thinking & Feeling, bagaimana individu mengambil keputusan, berdasar logika, prinsip, dan analisis.
  4. Judging & perceptive, pencarian bahan-bahan, menunda tindakan, dan membuat keputusan secara tepat.
2.3.4 Perbedaan gaya belajar
Merupakan pola perilaku yang spesifik pada individu dalam proses menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau keterampilan baru tersebut.

Menurut Horney dalam Sugihartono dkk, (2007), terdapat beberapa model/ pendekatan dalam belajar:
a. Modalitas belajar
Belajar hanya dengan melihat, mendengar, menyentuh/membentuk atau melakukan aktivitas fisik saja terhadap apa yang sedang dipelajari
b. Belajar dengan otak kiri atau otak kanan
Dominasi otak kanan akan mendekati masalah secara acak dengan pilihan-pilihan visual dan menggambar peta, sedangkan dominasi otak kiri akan mempertimbangkan proses logis, verbal.
c. Belajar sosial
Belajar sendiri, berdua, kelompok atau bentuk lainnya.
d. Lingkungan belajar
Belajar dipengaruhi lingkungan (dipengaruhi suara, dekorasi ruang, waktu pencahayaan dll)
e. Emosi belajar
Motivasi, ketahanan dan tanggung jawab siswa dalam belajar
f. Belajar konkrit dan abstrak
Konkrit memproses informasi dengan membentuk/ menyentuh atau memanipulasinya dengan menghitung uang atau kegiatan lainya secara langsung. 
Abstrak melalui simbol-simbol abstrak dan konsep
g. Belajar global dan analitik
Global belajar dengan mengkategorikan secara luas, mengamati secara komprehensif. Analitik, secara sempit dan mengamati dengan detail
h. Belajar berdasarkan multiple intelligence
Belajar berdasar potensi kecerdasan yang dimilikinya, meliputi:
  1. Kecerdasan Linguistic/ kebahasaan
  2. Kecerdasan Matematik-Logis
  3. Kecerdasan Spasial/ Ruang
  4. Kecerdasan Kinestik-Jasmani/ Gerak Tubuh
  5. Kecerdasan Musikal
  6. Kecerdasan Interpersonal/ hubungan social
2.4 Implikasi Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran
Perbedaan individu sebagaimana telah diuraikan sebelumnya membawa implikasi terhadap cara perawat mengelolah proses pembelajaran bagi klien di rumah sakit. Dalam system klasikal tidak mudah bagi perawat untuk memperhatikan perbedaan tersebut secara lebih cermat serta menindaklanjutinya dengan pembelajaran. Untuk itu seorang perawat sebaiknya berusaha menemukan adanya perbedaan diantara pasien seawal mungkin sehingga dapat menindak lanjutinya dengan cepat dan tepat.

Salah satu karakteristik penting dalam Asuhan Keperawatan yang efektif adalah ketika proses Asuhan Keperawatan tersebut mampu merespon kebutuhan individual pasien. 

Memang terlalu banyak perbedaan yang ada diantara pasien sementara perawat dituntut untuk mengajar suatu materi (Beban Dari Management Rumah Sakit) dalam waktu yang sama. 

Namun demikian Asuhan Keperawatan memerlukan sensitivitas terhadap perbedaan individu. 

Perawat dapat membuat variasi metode maupun media dalam proses pembelajaran. 

Perawat yang dapat mengakomodasi kebutuhan individual menunjukkan bahwa mereka ingin merangkul seluruh pasien yang di rawat inap dalam seluruh proses pembelajaran. 

Selanjutnya pasien memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk aktif berpartisipasi dalam asuhan keperawatan ketika mereka tahu bahwa perawat mereka mempertimbangkan kebutuhan mereka sebagai individu.

Adapun peran perawat dalam mengatasi perbedaan individu, yaitu sebagai berikut:
  1. Menggunakan pendekatan Asuhan Keperawatan yang fleksibel disertai penggunaan multimedia dan multimetode.
  2. Memahami pilihan gaya belajar pasien kemudian menyediakan lingkungan pelayanan kesehatan yang mendukung gaya pelayanan kesehatan yang baik mereka.
  3. Memperhatikan perbedaan kemampuan pasien.
  4. Memberikan pengalaman-pengalaman asuhan keperawatan yang menggabungkan pilihan cara pemberian asuhan keperawatan, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan sesuai dengan pilihan pasien.
  5. Menggunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok, atau antara aktivitas-aktivitas keperawatan yang berpusat pada perawat dengan pembelajaran yang berpusat pada pasien.
  6. Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi.
Banyak program Asuhan Keperawatan yang dapat dipilih oleh Perawat sebagai implikasi dari adanya perbedaan individual diantara pasien, khususnya perbedaan kemampuan. 

Dari sekian banyak bentuk program pendidikan yang dapat dipilih, terdapat tiga jenis program yang terbayak dilaksanakan yaitu:
1) Program remedial 
Pemberian layanan keperawatan kepada pasien yang mengalami kesulitan atau hambatan dengan memberikan pelajaran dan atau tugas tambahan secara individual sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal dan menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan serta mencapai hasil belajar secara optimal.
2) Program pengayaan (Enrichment
Memberian pelayanan keperawatan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki pasien, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas kesehatan tambahan yang bersifat perluasan/ pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan hasil pemeriksaan yang diprogramkan untuk pelayanan asuhan keperawatan lainnya.
3) Program percepatan (Acceleration) 
Pemberian pelayanan keperawatan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh pasien, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan psikologi pribadi yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya. 

Perbedaan individu mengkaji perbedaan dan persamaan individu secara psikologis dalam lingkungan kesehatan dan pendidikan. 

Faktor penyebab terjadinya perbedaan individu antara lain adalah:
  • faktor bawaan/ heredity dan 
  • faktor lingkungan. 
Perbedaan-perbedaan individual yang nampak diantaranya adalah perbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kemampuan, perbedaan kepribadian, serta perbedaan gaya belajar. 

Perbedaan-perbedaan individual membawa implikasi terhadap cara guru mengelola proses Asuhan Keperawatan bagi Pasien di Rumah dan/ atau Rumah Sakit. 

Tiga jenis program yang terbayak dilaksanakan yaitu:
  1. Program remidial, 
  2. Program pengayaan (Enrichment), dan 
  3. Program percepatan (Acceleration).
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar